1. Tidak Melibatkan Allah SWT.
Yess, manusia mahluk lemah, bisa sampai dititik saat ini karena ada pertolongan Allah disetiap tahapannya. Terkadang karena merasa punya kemampuan jadi lupa ada campur tangan Allah. Solusinya: meluruskan niat untuk meraih ridho Allah semata.
2. Terlalu Cepat Menyerah.
Ketika berbisnis, entrepreneur terkadang eh bahkan sering mengalami saat-saat dimana bertemu dengan banyak masalah yg menghadang, godaan untuk berhenti lalu kembali menjadi karyawan karena terhimpit kebutuhan. Saya pernah hampir menyerah dengan kembali menjadi karyawan tapi akhirnya kembali on the track. Butuh mental dan jiwa yg kuat.
3. Terlalu cepat ingin menjadi CEO, terlalu banyak mengatur hal-hal yg bersifat manajerial.
Padahal di awal-awal bisnis, sales menjadi ujung tombak agar perusahaan tetap berada di atas permukaan air untuk bisa terus hidup.
Entrepreneur = Sales + Number
No sales, no number
Anda tidak bisa jualan Anda tidak bisa melihat angka bisnis Anda, artinya belum bisa dibilang pebisnis.
Entrepreneur tugasnya meningkatkan sales, berbicara lebih sering dengan customer mengetahui kebutuhan dan permasalahan mereka ==> Setiap Hari!!!
Di awal bisnis boleh dibilang 80% aktifitas adalah selling dan 20% Managing.
Pada akhirnya nanti komposisi aktifitas seorang entrepreneur adalah 50% selling & 50% managing
4. Overload Information, terlalu banyak info, terlalu banyak masukan dan advise.
Yes penyakit nih jadi ahlul workshop, pengen bisa semua. FB ads, Google Ads lalu ikut2an bisnis yg lagi trend.
5. Tidak melakukan shifting mindset dari karyawan ke Entreprenuer
6. Leading VS Influencing.
Iya playing boss, baru rekrut tim pengennya mereka cepet2 bisa seperti ownernya, akhirnya jatuhnya main perintah dan marah-marah ke tim. Padahal akan lebih bijak jika tim diajak maju bersama, gunakan metode coaching agar mereka jadi lebih berdaya.
7. Terlalu cepat menikmati Dreams, alias kecepetan nikmati hasil.
Padahal itu uang investor eh dipake liburan ke luar negeri, beli mobil mewah, bangun rumah mewah, ujung-ujungnya gak bisa ngembaliin duit investor, nyungsep
8. Terlalu banyak yg dijual, terlalu cepat pindah bisnis.
Godaan nih, baru sukses 1 produk, mulai deh genit lirik bisnis lain tanpa sadar punya 10 bisnis wkwkwkwkwk..ya pusing lah, malah banyak fikiran dan hutang.
Better fokus di satu niche (ceruk) or industri lalu besarkan secara bertahap sampai ke intinya.
9. Sok Tahu dan merasa tahu segalanya.
Duh ini kejadian di saya nih. Pernah ikut mentoring dan coaching merasa sudah tahu ilmunya akhirnya berhenti, lalu jalanin bisnis sendiri…yah gitu deh blangsak, padahal ketika berbisnis itu ada saatnya kita ketemu dengan blank spot, black hole…bener2 nggak tahu harus ngapain, ini sering banget. Makanya penting punya mentor and coach, karena kita jadi bisa ngobrol dan diskusi terkait bisnis kita dan mendapatkan inspirasi.
10. Bad Time Management/No Schedule.
11. Males Nyatet
Akhirnya nggak punya data, nggak paham posisi keuangan, hutang piutang berapa, kapan harus bayar hutang duh bencana bener
12. Tidak paham tentang Business Plan.
Nahhh ini nih ternyata mentor saya pernah menyampaikan, business plan yg benar itu bukan yg teoritis berlembar-lembar tebalnya, tapi justru berisi Action Plan day to day, month to month
Contoh: Saya akan menelpon 300 orang setiap hari
- Saya akan membagikan kartu nama saya ke 25 orang setiap hari
- Saya akan menghubungi orang via social media 20 orang per hari
Begitu juga dengan Habits
- Saya akan membaca 1 buku 4 halaman per hari
- Saya akan mendengarkan podcast 30 menit per hari, etc
Sehingga business plannya menjadi cycle bukan hanya rencana yg mengintimidasi, yg bikin stress karena gak kunjung tercapai
Source : Grup WA Strategi Properti Group Pak Umar